MANUSIA SUNGAI DAYAK KECIL
Buku berjudul MANUSIA SUNGAI DAYAK KECIL - Narasi Tentang Penghuni Kapuas Murung Abad Ke-19 Berdasarkan Catatan Schwaner, menarasikan Dayak Ngaju dan Ot Danum yang menghuni sungai Kapuas (dari muara sampai uncak) pada abad ke-19.
Sumber utama adalah buku Carl Anton Ludwig Maria Schwaner yang berjudul BORNEO: beschrijving van het stroomgebeid van den Barito, diterbitkan oleh P.N. VAN. KAMPEN di Amsterdam tahun 1853 (volume I) dan buku dengan judul sama volume II yang terbit tahun 1854.
Buku Schwaner adalah data lapangan yang sulit dipahami oleh pembaca awam. Oleh karena itu, agar buku ini dipahami khalayak umum (bukan dari kalangan akademisi, peneliti, penulis sejarah) maka penyusun merangkaikannya dengan data-data yang disarikan dari buku Hans Scharer berjudul Ngaju Religion: The Conception of God among a South Borneo People, diterbitkan oleh Springer tahun 1963, buku Johanes Ras berjudul Hikayat Bandjar : A Study in Malay Historiography, diterbitkan Martinus Nijhoff tahun 1968, buku Michael Theophile Hubert Perelaer yang berjudul Ethnographische Beschrijving der Daijak diterbitkan Uitgave Van Joh. Noman & Zoon tahun 1870, tulisan HG Maks berjudul Reis Naar de Kapoeas en Kahajan in de Zuider-En Oosterafdeeling van Borneo. In de Maanden Maart, April en Mei 1859, diterbitkan tahun 1861 oleh Tijdschrift Voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde. Deel I. Pg. 466 – 558, dan lain-lainnya.
Beberapa tempat penting di Kapuas Murung atau Sungai Dayak Kecil adalah kawasan yang pernah dijelajahi penyusun, oleh karenanya penyusun memahami kebudayaan warga setempat, khususnya orang Ngaju dan Ot Danum. Apa yang dinarasikan pada penulis itu dalam tulisan mereka dipahami oleh penyusun.
Dua seri Buku Schwaner berjudul Borneo sesungguhnya bercerita sangat luas. Memaparkan Kerajaan Banjarmasin sampai Kerajaan Sintang. Membahas Dayak sungai Barito, sungai Kapuas Murung, sungai Kahayan, sungai Katingan, sungai Kapuas Lawai (Kalbar) dan sungai Melawi.
Buku ini terfokus kepada sungai Kapuas Murung. Persoalannya, Schwaner memaparkan narasi tentang Kapuas Murung tidak terfokus di bagian itu, terkadang di bagian Barito, terkadang di Kahayan, terkadang di Katingan. Ketika memaparkan perjalanannya di Kahayan Hulu, Schwaner memaparkan kunjungan ke salah satu kawasan orang Ot Danum di Kapuas Tengah, untuk menemui Tamanggung Tundan (Tamanggung Hulu Kahayan) yang kala itu tengah menangani persoalan antara orang Kapuas dengan orang Siang dari Tataluhung.
Oleh karena itu, agar narasi Kapuas Murung dipahami secara tuntas, pembaca harus membaca dua seri buku Borneo secara keseluruhan.
Penyusun menyarikan dua seri buku tadi untuk membahas Kapuas Murung. Agar narasinya lengkap, data-data dari tulisan Scharer, Ras, Perelaer, Pijnapple, Mahin dan beberapa buku yang membahas Kapuas (terkhusus orang Ngaju dan Ot Danum).
Tulisan yang menarasikan kondisi penghuni Kapuas Murung pada abad ke-19 itu (terkhusus oleh penulis colonial dan asing) sulit dibaca dan dimengerti oleh khalayak umum. Oleh karenanya, penyusun menyederhanakannya dengan struktur dan bahasa yang bisa dimengerti oleh orang awam.
Buku ini disusun oleh Damianus Siyok, peminat sejarah yang sudah menuliskan beberapa buku bergenre sejarah, diantaranya PERANG DAN PERBUDAKAN DI TANAH DAYAK. Buku MANUSIA SUNGAI DAYAK KECIL diformat dengan ukuran 14 x 20 cm, setebal 74 halaman. Peminat bisa menghubungi penulis di 08115266110.
Komentar
Posting Komentar