HARMONI KEHIDUPAN

Oleh -
Buku ini berjudul HARMONI KEHIDUPAN - 44 Kisah Inpiring Pelakon Kehidupan Buku ini mengisahkan 44 cerita pribadi para pelakon kehidupan. Para tokoh yang dilukiskan hidupnya dalam buku ini berasal dari beragam profesi. Ada mantan wali kota, mantan wakil gubernur, perancang busana pengantin, guru, dosen, pegawai negeri (pegawai pemerintah), usahawan, aktivis, penulis, petani, pembicara publik, seniman, pencinta alam, perantau yang melalang buana ke berbagai negara, dan lain sebagainya. Para penulisnya adalah; Sepmiwawalma, Abbey Pantar Kurnia, Amelia Defianti, Anitae, Asep Eka Dwi Sunandar, Benny M. Tundan, Berlianti, Cipta, Cenitio, Ditto Nathaniel, Dorprawati Siburian, Dyah Paramita Candravardani, Eka Olivia, Eliana Hartaty, Endang Fatimah Sari, Ika Selvianti, Ina Marita, Katriana, Linda N. Taway, Lisa, Nindita Nareswari, Rahmat Saduri, Rudyanti Dorotea Tobing, Rehang Mas’ud, Rio S. Migang, Santi Marlina, Sanasintani Pundeh, Siti Fathonah Purnaningsih, Susana, Syamsiah, Taufiqiurrahman dan Vini Rina Yanti. Mereka disebut pejuang karena rata-rata berangkat dari kehidupan yang serba nol. Rata-rata berasal dari keluarga bukan orang kaya, namun benar-benar berjuang. Berjudul HARMONI KEHIDUPAN, dimana harmoni dalam KBBI bermakna pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat, keselarasan, dan keserasian. Kehidupan bermakna bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya. Harmoni Kehidupan dalam buku ini bermakna tentang sang pelakon yang terus bergerak menyelaraskan keinginan, impian, harapan, cita-cita agar sejalan dengan maksud mulia dan rencana Tuhan. Selanjutnya menggunakan kata Inspiring, dimana kata ini bermakna menginspirasi, mengihlami, membangkitkan. Kisah-kisah tentang pelakon yang ditampilkan oleh buku ini berupaya memberikan energi positif dan dapat dijadikan inspirasi bagi pembaca. Para pelakon ini berjuang dengan cara yang beragam. Kebanyakan sebagai anak kampung, yang hidup dan berjuang dengan cara orang kampung, namun konsisten. Mereka mencapai target yang mereka tuju. Mereka berbagi kisah bukan karena merasa dirinya hebat, namun semata-mata untuk menguatkan, memotivasi bahkan menghibur para pelakon kehidupan lain yang sedang berjuang. Buku ini menyasar semua kalangan. Sebagai buku motivasi bagi pihak-pihak sedang menuju target, mereka yang tengah yang tengah berjuang. Diformat dengan ukuran 15 x 21 cm, setebal 500 halaman. Peminat bisa menghubungi Editor dan penulis utama di 083832758311.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JALAN MERAH SANG KOMBATAN

Oleh -
Gambar
Buku J ALAN MERAH SANG KOMBATAN - Sejarah Perjuangan Ch. Simbar & GMTPS Dalam Pergulatan Lahirnya Propinsi Kalimantan Tengah adalah buku yang mengisahkan perjuangan dan akhir hidup Christian Mandolin Simbar. Orang Kalimantan Tengah atau bahkan orang Dayak di Borneo pada umumnya mengetahui nama besar Christian Mandolin Simbar, Pimpinan Gerakan Mandau Talawang Panca Sila , namun kebanyakan hanya sekedar tahu. Siapa sesungguhnya Mandolin Christian Simbar, mereka belum tahu. Christian Mandolin Simbar berjuang sebagai kombatan bukan untuk mendirikan negara, dia murni mendukung pendirian Provinsi Kalimantan Tengah. Negosiasi buntu dan Provinsi Kalimantan Tengah yang direncanakan para cendikiawan Dayak kala itu terancam tidak terbentuk. Di tengah situasi sulit itulah Mandolin dan kelompoknya bergerak. Akhir dari perjuangan itu, Kalimantan Tengah terbentuk. Di tengah keberhasilan itu, Mandolin harus menjalani hidup yang suram, dia dianggap sebagai pembuat onar. Dia ingin berkarya, tet
Baca selengkapnya

PERANG DAN PERBUDAKAN DI TANAH DAYAK

Oleh -
Gambar
Buku PERANG DAN PERBUDAKAN DI TANAH DAYAK Latar Belakang Pertemuan Tumbang Anoi 1894 ini menarasikan kondisi Tanah Dayak sebelum dilaksanakannya Pertemuan Damai Tumbang Anoi 1894. Sebelum pertemuan itu Tanah Dayak dipenuhi cerita perang antar klan Dayak (antar penghuni sungai), saling mengayau dan serta melakukan praktek-praktek perbudakan yang rumit. Budak di Tanah Dayak bukan saja dijadikan pekerja, namun bisa dijual sebagai alat tukar dan menjadi korban sembelihan untuk ritual kematian sang pemilik budak. Ketika Perang Banjar meletus tahun 1859, orang Dayak menjadi bagian dari Laskar Hidayatulah-Antasari dan Laskar Kolonial Belanda . Tahun 1861, Pangeran Hidayat serta sejumlah Pangeran dari Keraton Banjar menyerah, para pemimpin perang serta sejumlah kepala suku di kawasan Banjar juga sudah menyerah serta mengucapkan ‘sumpah setia kepada pemerintah Hindia Belanda’. Oleh karena itu, dari buku Rees maupun buku Perelaer bisa disimpulkan bahwa Perang Banjar yang seharusnya berakhir
Baca selengkapnya

CAHAYA ARUNIKA DARI DUSUN TIMUR

Oleh -
Gambar
Buku CAHAYA ARUNIKA DARI DUSUN TIMUR ditulis oleh Hadi Saputra dan membahas sosok seorang Soeta Ono. Hadi Saputra adalah Cendikiawan Dayak Maanyan yang meneliti tokoh Soeta Ono. Bagi sejarawan, Soeta Ono adalah tokoh terkenal dalam Perang Banjar. Dia tokoh kontra Antasari (pangeran yang menjadi pemimpin Perang Banjar 1859-1863). Soeta Ono mendapatkan dua julukan, dia adalah pahlawan bagi orang-orang yang dipimpinnya dan sekaligus dianggap penghianat bagi orang-orang yang pro dengan perjuangan Antasari. Hadi Saputra membuka sebagian labirin tentang Soeta Ono melalui buku ini. Buku ini referensi penting bagi sejarawan yang mencari informasi tentang Borneo. Buku ini diformat dengan ukuran 15 x 23 cm dan berhalaman 165 halaman. Peminat bisa mengontak Hadi Saputra di 085654072483
Baca selengkapnya