Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

PERANG DAN PERBUDAKAN DI TANAH DAYAK

Gambar
Buku PERANG DAN PERBUDAKAN DI TANAH DAYAK Latar Belakang Pertemuan Tumbang Anoi 1894 ini menarasikan kondisi Tanah Dayak sebelum dilaksanakannya Pertemuan Damai Tumbang Anoi 1894. Sebelum pertemuan itu Tanah Dayak dipenuhi cerita perang antar klan Dayak (antar penghuni sungai), saling mengayau dan serta melakukan praktek-praktek perbudakan yang rumit. Budak di Tanah Dayak bukan saja dijadikan pekerja, namun bisa dijual sebagai alat tukar dan menjadi korban sembelihan untuk ritual kematian sang pemilik budak. Ketika Perang Banjar meletus tahun 1859, orang Dayak menjadi bagian dari Laskar Hidayatulah-Antasari dan Laskar Kolonial Belanda . Tahun 1861, Pangeran Hidayat serta sejumlah Pangeran dari Keraton Banjar menyerah, para pemimpin perang serta sejumlah kepala suku di kawasan Banjar juga sudah menyerah serta mengucapkan ‘sumpah setia kepada pemerintah Hindia Belanda’. Oleh karena itu, dari buku Rees maupun buku Perelaer bisa disimpulkan bahwa Perang Banjar yang seharusnya berakhir

MENGUBAH AIR MATA MENJADI PERMATA

Gambar
Buku MENGUBAH AIR MATA MENJADI PERMATA Kumpulan 50 Kotbah Dukacita dan Penghiburan adalah karya Pendeta Dr. Agustiman, S.Th, M.Min. Berisi kumpulan 50 Kotbah pilihan bertemakan Dukacita dan Penghiburan. Ke-50 kotbah pilihan yang dibukukan ini untuk memberikan sudut pandang, bagaimana ‘kematian’ menurut ajaran Alkitab dan gereja. Kematian dalam sudut pandang kekristenan adalah kembali kepada Bapa, sebagai Sang Pemilik kehidupan. Sebagai suatu peristiwa yang dialami setiap manusia, kematian berdampak kepada keluarga dan kerabat yang mengalami peristiwa itu, yaitu dukacita. Itulah sebabnya orang-orang di sekitar kaum keluarga dan kerabat itu memberikan penghiburan. Dua persiapan yang harus dipahami orang Kristen tentang kematian adalah, siap tatkala dirinya menghadapi kematian dan siap tatkala keluarganya menghadapi kematian. Bagi orang Kristen, kematian bukanlah peristiwa yang menakutkan. Alkitab mengajarkan sebaliknya, misalnya dalam kitab Wahyu 14;13 bahkan mengajarkan bahwa pribadi

PENGARUH BENTUK IBADAH DAN PENGAJARAN Berdasarkan Ibrani 10:19-39 Terhadap Kepuasan Jemaat

Gambar
Buku PENGARUH BENTUK IBADAH DAN PENGAJARAN Berdasarkan Ibrani 10:19-39 Terhadap Kepuasan Jemaat adalah yang diolah ulang dari disertasi Dr. Agustiman, S.Th, M. Min, ke buku populer. Buku ini membahas Ibadah dan Pengajaran berdasarkan Kitab Ibrani 10:19-39. Pesan yang disampaikan oleh Kitab Ibrani kepada jemaat Ibrani berisi pengajaran yang sesuai dengan kondisi jemaat Kristen saat ini. Dimana jemaat Kristen dari kaum Ibrani kala kitab itu ditulis mengalami pergumulan, baik karena sikap orang-orang Yahudi maupun dari Pemerintahan Roma. Jemaat Kristen Ibrani dihimpit oleh dua penyebab kesulitan. Kitab Ibrani ini ditulis agar jemaat Kristen Ibrani bertahan dalam pencobaan dan memiliki pengharapan atas iman akan korban Yesus Kristus. Pengharapan dan iman inilah yang membuat mereka tetap hidup dan mengakhiri segala persoalan dengan kemenangan. Intisari dari pesan Kitab Ibrani ini membawa kita kepada pemahaman tentang Pengajaran dan Ibadah yang sejati. Dimana persekutuan umat dengan